Nilai-nilai Pancasila di Zaman Kerajaan Sriwijaya

Nilai-nilai Pancasila di Zaman Kerajaan Sriwijaya

Nilai-nilai Pancasila di Zaman Kerajaan Sriwijaya - Nilai-nilai Pancasila sebetulnya telah mengakar kuat pada keseharian masyarakat Nusantara/Indonesia, yaitu di masa kerajaan. Dimana dari runtutan sejarah, kira-kira pada abad ke VII - XII Masehi di wilayah Nusantara sudah berdiri sebuah kerajaan bernama kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, serta di abad ke XIII – XVI Masehi berdiri juga kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Ke 2 zaman itu mampu kita jadikan patokan tonggak sejarah bangsa Indonesia, kenapa demikian? karena bangsa Nusantara/Indonesia di masa itu sudah memenuhi kondisi-kondisi suatu bangsa buat mempunyai sebuah negara.


Kedua kerajaan itu punya kesatuan yg padu serta berdaulat, bersatu, serta memiliki wilayah yang mencakup semua nusantara saat ini. Dimana pada zaman tersebut, ke 2 kerajaan yg dimaksud berhasil memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan  membuat masyarakatnya sejahtera.


Berdasar hal tersebut pada atas, menurut Mr. Muhammad Yamin, terbentuk serta berdirinya negara kebangsaan Republik Indonesia ini tidak dapat dipisahkan dari sejarah kerajaan-kerajaan pada masa lampau dimana tinta sejarahnya saling tertaut sama lain. Sejarah tersebut menjadi warisan yg sangat berharga berasal nenek moyang bangsa Indonesia. 


Pada abad ke VII di Indonesia berdiri sebuah kerajaan bernama kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berada dibawah kendali serta kekuasaan wangsa Syailendra. Kerajaan ini memakai bahasa Melayu kuno pada interaksi keseharian pemerintah serta warganya, serta menggunakan huruf pallawa buat kegiatan yang terdapat hubungannya dengan tulis menulis serta kearsipan. 


Kerajaan Sriwijaya dikenal juga sebagai daerah maritim yang mengandalkan jalur perhubungan laut baik untuk perniagaan serta hubungan antar Negara. dalam praktek politik kekuasaan Kerjaaan Sriwijaya menguasai Selat Sunda dan juga Selat Malaka. dalam hal perdagangan, sistem perdagangan yang dijalankan Kerajaan Sriwijaya sudah diatur dan  dilaksanakan dengan tertib serta baik, dimana pada prakteknya pemerintah lewat perwakilan pegawai raja membuat sebuah badan yg memiliki tugas  mengumpulkan dan  menyalurkan output atau hasil kerajinan yg  dibuat oleh  masyarakat sehingga warga /pengrajin tidak mengalami kendala pada pemasaran hasil kerajiananya, Kemudahan sangat mendapat perhatian dalam pemasaran kerajinan ini.


Selanjutnya yaitu pada sistem pemerintahan, pada poin ini, di kerajaan Sriwijaya telah terdapat pegawai yg secara khusus mengurusi persoalan pajak yang bertugas menjadi pengurus pajak, harta benda kerajaan, dan  juga rohaniawan yg bertugas menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung serta juga patung-patung suci.  Yang dengannya kerajaan bisa menggunakannya dengan sempurna untuk menjalankan sistem Negara dengan berlandaskan nilai-nilai ketuhanan.


Di zaman tersebut, Kerajaan Sriwijaya sudah mempunyai sebuah universitas yang berhaluan agama Budha. Universitas tadi telah sangat dikenal di Asia. Kaum terpelajar dari tempat menuntut ilmu atau universitas di Sriwijaya ini lalu biasa melanjutkan studi atau memperdalam ilmunya ke negara lain yaitu Negara India. 


Selain itu, pada masa kerajaan Sriwijaya, unsur-unsur yg ada pada Pancasila, mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, pemerintahan atas dasar musyawarah serta keadilan sosial telah ada dan menjadi asas-asas yg sangat kentara, yg dihayati dan  dilaksanakan pemerintah dan  rakyatnya pada ketika itu, hanya saja nilai-nilai Pancasila tadi belum dirumuskan secara nyata dalam satu kesatuan. Meski demikian, terdapat dokumen tertulis yang menjadi catatan sejarah menjadi bukti bahwa pada zaman itu telah terdapat unsur-unsur Pancasila, pada hal ini yaitu kehidupan bernegara di Kerajaan Sriwijaya, dokumen tertulis tersebut yaitu prasasti-prasasti yg terdapat di sana yaitu prasasti di Talang Batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan  Kota Kapur.


Ilustrasi daerah maritim dengan wilayah laut yang luas
Ilustrasi daerah maritim dengan wilayah laut yang luas.
Sumber gambar dengan Lisensi Creative Commons dari
https://pixabay.com/id/illustrations/kapal-layar-pesisir-laut-1740721/


Dengan demikian, dapat ditinjau nilai budaya bangsa pada masa keemasan kerajaan Sriwijaya ini sebenarnya telah benar-benar mempunyai nilai Pancasila, yg dapat dijabarkan di bawah ini :

- Nilai sila pertama mengenai ketuhanan, terwujud dengan eksistensi umat beragama pada kerajaan Sriwijaya. di sana, umat kepercayaan  Budha dan  Hindu hidup berdampingan secara damai. Selain itu, pada masa kerajaan Sriwijaya inilah terdapat sentra aktivitas pembinaan serta pengembangan agama Budha di Nusantara.

- Nilai sila ke 2 tentang kemanusiaan yang adil beradab, ini terwujud dengan terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dan  India (Dinasti Harsha) yang menandakan telah berkembangnya nilai-nilai politik bebas aktif dalam hubungan bilateral dua negara. Karakteristik paling menonjol dari hubungan kedua Negara itu adalah pengiriman para pelajar untuk menuntut ilmu di India. 

- Nilai sila ke 3 tentang kesatuan serta persatuan dapat dipandang bahwa kerajaan sriwijaya menjadi Negara yg dapat mengendalikan sumber daya laut dan  memiliki armada bahari yang kuat menjadi daerah maritim, dengannya kerajaan Sriwijaya sudah sukses serta mantap menerapkan konsep negara kepulauan, tentu ini sejalan dengan konsepsi wawasan nusantara.

- Nilai sila ke empat wacana kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat perwakilan dapat dilihat dimana kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang begitu luas, wilayahnya mencakup daerah Negara Indonesia sekarang, Siam, sampai Semenanjung Melayu. ada pegawai kerajaan yg ditugaskan buat menjadi wakil  dari setiap wilayah itu di jajaran pemerintahan.

- Nilai sila ke lima tentang keadilan sosial, kerajaan Sriwijaya ketika itu sebagai sentra pelayanan serta perdagangan, mempunyai tata pemerintahan dan  pegawai kerajaan yg professional serta mampu mewujudkan kehidupan rakyat yang adil dan  makmur.


*dirangkum dari berbagai sumber